![]() |
ilustrasi oleh mpd team / produktivitasdiri.co.id |
Pandangan Behavioristik
- Tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.
- Bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar.
- Obyek dalam aliran ini ialah tingkah laku dan studinya terbatas mengenai pengamatan serta penulisan tingkah laku.
- Aliran behaviorisme berorientasi pada ilmu alam, dan ia selalu mencari elemen-elemen tingkah laku yang paling sederhana, yaitu refleks.
- Aliran behaviorisme menyatakan, bahwa semua tingkah laku manusia itu bisa ditelusuri asalnya dari bentuk refleks-refleks.
- Refleks adalah reaksi-reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang tertentu.
- Maka diri manusia disebut sebagai kompleks refleks, atau sebagai mesin reaksi belaka. Faktor pembawaan tidak mempunyai peranan sama sekali; “pendidikan” yang membentuk diri manusia.
Tokoh
Behavioristik
1. Thorndike (1874-1949)
Teori belajar Thorndike disebut “connectionism”
karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan
respon. Teori ini sering disebut “trial and error learning” individu
yang belajar melakukan kegiatan melalui proses trial and error dalam
rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus tertentu.
Ciri-ciri belajar dengan trial
and error, yaitu:
•
ada motif
pendorong aktivitas
•
ada berbagai
respon terhadap reksi
•
ada eliminasi
respon-respon yang gagal
•
ada kemajuan
reaksi-reaksi mencapai tujuan
2. Ivan Pavlov (1849-1936)
Teori “classical
conditioning” dan “stimulus subtituation”. Teori Pavlov berkembang
dari percobaan laboratoris terhadap anjing. Dalam percobaan ini, anjing diberi
stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing. Salah satu
percobaannya adalah terhadap anak umur 11 bulan dengan seekor tikus putih. Rasa
takut dapat timbul tanpa dipelajari dengan proses ekstrinsik, dengan mengulang
stimulus bersyarat tanpa dibarengi stimulus tak bersyarat.
3. E.R. Guhtrie (1886-1959)
Teori “the law of association”
yang berbunyi: suatu kombinasi stimulus yang telah menyertai suatu gerakan,
cenderung akan menimbulkan gerakan itu, apabila kombinasi stimulus itu muncul
kembali.
Dalam “the law of association”
e.r Guhtrie. Skinner Operant Conditioning. Skinner menganggap “reward”
sebagai faktor terpenting dalam proses belajar. Skinner berpendapat, bahwa
tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku. Skinner membagi
dua jenis respon dalam proses belajar, yakni:
•
Respondent:
respon yang terjadi karena stimulus khusus
•
Operant:
respon yang etrjadi karena stiuasi random
Operant conditioning,
suatu situasi belajar dimana suatu respon dibuat lebih kuat akibat reward
secara langsung. Dalam pengajaran, operants conditioning menjamin respon-respon
terhadap stimulus. Apabila murid tidak menunjukkan reaksi-reaksi terhadap
stimulus, guru tak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya terhadap arah
tujuan behavior.
Jenis-jenis
stimulus
• Positive reinforcement: penyajian stimulus yang meningkatkan suatu respon.
• Negative reinforcement: pembatasan stimulus yang tidak menyenangkan, yang jika dihentikan
akan mengakibatkan respon.
• Hukuman: pemberian stimulus yang tidak menyenangkan. Bentuk hukuman
lain berupa penangguhan stimulus yang menyenangkan.
• Primary reinforcement: stimulus pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
• Modifikasi tingkah laku guru: perlakuan guru terhadap murid-murid
berdasarkan minat kesenangan mereka.
Implementasi
teori Behavioristik dalam proses belajar
1. Koneksionisme
Sebab dalam belajar merupakan pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Artinya, dalam belajar hal utama yang paling menentukan adalah adanya stimulus yang bisa membangkitkan dan membentuk minat siswa untuk mau belajar, dimana asa puas yang ditimbulakan akan mendorong situasi belajar.
2. Classical Conditioning
Teori classical conditioning juga cocok bila diterapkan dalam pembelajaran , sebab belajar erat hubungannya dengan prinsip penguatan kembali. Atau dengan perkataan lain, ulangan –ulangan dalam hal belajar adalah penting. contoh siswa-siswa yang membaca do’a diawal pelajaran sebelum seorang guru masuk kelas. (tanda guru akan segera masuk kelas).
3. The Law of Association
Dalam penerapanya teori ini juga cocok untuk belajar, sebab dalam teori ini “reward” atau “reinforcement” dianggap sebagai faktor terpenting dalam proses belajar, artinya bahwa perilaku manusia selalu dikendalikan oleh faktor luar (faktor lingkungan, rangsangan, stimulus). Dilanjutkan bahwa dengan memberikan ganjaran positif, suatu perilaku akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Sebaliknya, jika diberikan ganjaran negatif suatu perilaku akan terhambat.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan