Penulis :
Dr.Haedar Nashir, M.SI
Tebal
Buku : 260 Halaman
Penerbit : Suara Muhammadiyah
Tahun
Terbit : 2017
Sinopsis
Dr.
Haedar Nashir M, Si. Beliau adalah seorang Doktor Sosiologi UGM, menjadi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama dua periode (2005-2010 dan 2010-2015), sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah
tahun 2000-2005, ketua Badan Pendidikan Kader tahun 1995-2000, dan pernah
menjadi ketua Pimpinan Pusat IPM dan Pemuda Muhammadiyah
Dalam
forum Muhammadiyah masih sering dipertanyakan apa hakikat, isi, esensi,
substansi, dari ideologi Muhammadiyah, sebagai anggota, kader, pimpinan
persyarikatan hanya menyebutkan sebagai gerakan dakwah tanpa menyebutkan
sebagai gerakan Tajdid, padahal dalam anggaran dasar tentang identitas Muhammadiyah
menyatakan diri sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar,
dan Tajdid. Sebagian lain menyatakan bahwa ideologi Muhammadiyah hanya segala
gerakan purifikasi tanpa Tajdid. Dan hanya menggunakan pendekatan bayani
tanpa menyatakan dengan menggunakan pendekatan berupa burhani dan ‘irfani
sebagaimana dinyatakan dalam Muktamar ke-44 tahun 2000 dan Munas Tarjih.
Perkembangan
ideologi. Pada abad ke 21 ini merupakan perkembangan umat Islam dengan segala
ideologi dan gerakannya. Oleh karenanya, ideologi Muhammadiyah perlu dimengerti
dan dipahami bersama dalam sebuah persyarikatan sebagai pondasi dan pandangan
gerakan Islam ini.
1.
Konteks perkembangan. Muktamar ke 46 tahun 2010
di yogyakarta (satu abad). Menganalisa diri dalam kekuatan, kelemahan, peluang,
dan tantangan. Yakni: Kekuatannya terletak pada fondasi al-quran dan as-sunnah,
mempunyai reputasi dalam gerakan Muhammadiyah yang sudah terkenal dinasional
maupun internasional, jaringan organisasi menyebar ditanah air dan beberpa
daerah negara Asean, perkembangan amal usaha yang besasr secara kuantitas, dan
memiliki modal sosial dan modal moral dalam berkiprah dari dan sampai pasca
kemerdekaan. Kelemahannya terletak pada gerakan pemikirannya kurang
diperhatikan, perkembangan amal usaha belum dibarengi dengan kualitasnya,
cenderung birokrasi dan lambat dalam menanani persoalan, dalam menangani sebuah
masalah belum mencapai pada akar permasalahannya. Peluang gerakan ini
dikarenakan adanya keterbukaan masyarakat Indonesia, adanya otonomi daerah,
pengakuan masyarakat interasioanl, adanya Asean Charter dan momentum
geo-politok, geo-ekonomi, dan geo-sosial-budaya bergeser kearah daratan Asia. Tatangan
atau ancamannya, Adanya aliran sekularisme-materialisme, radikal, kapitalisme
global, dan Asean Charter (perlu diperhatikan secara betul)
2.
Ideologi gerakan Islam mutakhir. Dari sekian
banyak ideologi, Muhammadiyah termasuk dalam kiprah diantara ideologi yang
berkembang saat ini, yakni: Neorevivalisme Islam, Gerakan Islam yang ingin
kembali ke Islam yang dianggap asli atau murni. Dalam pandangannya, terdapat
dua kepentingan-nya, yakni gerakan pemurnian yang sangat kaku dan militan,
serta dengan Islam yang bercita-cita untuk membangun sebuah sistem Islami; Neomodernisme
Islam, Gerakan Islam yang merupakan antitesis dari dialektika antara
modernisme dan tradisionalisme. Menurut Barton, neomodernisme dipahami sebagai
gerkan pemikiran Islam yang liberal, progresif yang muncul setelah modernisme
dan sintesis antara wawasan Islam tradisionalisme dengan penekanan modernisme
atau rasionalis dan ijtihad, dan dengan pemikiran barat modern; Neotradisionalisme
Islam, Merupakan bentuk reaksi terhadap modernisme yang dipandang telah
melakukan de-spiritulaisme dan de-tradisionalisme. Pada gerakan ini selalu
memelihara tetapi juga menafsirkan warisan Islam klasik dengan dekonstruksi
sehingga terlihat tansnasional progresif, bahkan liberal.
3.
Penguatan ideologi. Keterikatan tanwir Muhammadiyah
di Yogyakarta tahun 2007, tentang revitaisasi ideologi Muhammadiyah. Berangkat
dari berbagai masalah, diantaranya: Melemahnya pemahaman mengenai Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam bagi warga persyarikatan; Melemahnya spirit, militansi,
karakter/identtas dan visi warga Muhammadiyah; Menurunnya komitmen dan ketaatan
pada misi, pemikiran, kebijakan, dan kepentingan Muhammadiyah; Melemahnya
ikatan atau solidaritas kolektif; Menguatnya tarikan dan kepentingan politik
kedalam persyarikatan; Lebih membesarkan kegiatan diluar Muhammadiyah; Mudahnya
pemikiran luar yang masuk kedalam tubuh Muhammadiyah.
Ideologi
Muhammadiyah. Konsep ideologi Muhammadiyah bersifat mendasar, yaitu menyangkut
dan di istilahkan dengan “keyakinan dan cita-cita hidup”. Ideologi Muhammadiyah
bukan sekedar perngkat paham atau pemikiran belaka, tetapi juga teori dan
strategi perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan. Ideologi Muhammadiyah
ialah “sistem keyakinan, cita-cita, dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan
Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” adapun isi atau
kandungan ideologi Muhammadiyah tesebut ialah: Paham Islam atau paham agama
dalam Muhammadiyah; Hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam; Misi, fungsi,
dan strategi perjuangan mhammadiyah. Jadi, tidak perlu membahas ideologi Muhammadiyah
dipisahkan dari strategi, karena dalam ideologi terkandung strategi perjuangan
yang dalam Muhammadiyah dikenal istilah Khittah perjuangan Muhammadiyah
Kesimpulan
atau kristalisai Muhammadiyah, bahwasannya Muhammadiyah sebagai idelogi menyatakan
bahwa ideologi Islam sebagai dasarnya, yang mana Islam bagi Muhammadiyah
merupakan identitas gerakan. Karakter ideologi muhamamdiyah bersifat
reformis-modernis dan Islam yang berkemajuan, dengan cita-cita muhamadiyah
ialah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. kihttah perjuangan
yang bersinergi dengan negara Indonesia melalui alat yang bernama organisasi.
Kelebihan
buku.
Sebuah
karya menarik untuk dipahami bagi warga persyarikatan dalam menelisik lebih
jauh tentang ideologi Muhammadiyah, hal ini perlu dan mendesak dipahami bersama
dalam kurun waktu terakhir ini, sebagai bentuk dari khittah perjuangan didalam
ber-mihammadiyah. Mudah dipahami secara khalayak umum dan dengan penyampaian
yang ringan serta membekas bagi para pembaca, terkhusus warga persyarikatan.
Kekurangan
buku.
Masih
berupa pengantar bagi para pembaca yang sudah terlanjur berkecimpung didalam
persyarikatan. Oleh karenanya, perlu penjelasan lebih mendalam dan dikaitkan
dengan fenomena yang terjadi ditubuh persyarikatan pada masa sekarang ini,
antara teori dan kenyataan haruslah sedikit disinggung.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan