15 CARA MENEGUHKAN IMAN
- AKRAB DENGAN AL QUR’AN
Al Qur’an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan hati). Al qu’ran merupakan
penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Barang
siapa berpegang teguh dengan Al-Qur’an, niscaya Allah akan memeliharanya,
barang siapa mengikuti Al Qu’an, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan
barangsiapa menyeru kepada Al- Qur’an, niscaya Allah akan menunjukinya kejalan
yang benar.
Allah azza wa jalla telah menjelaskan bahwa diturunkannya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah untuk meneguhkan hati para hambaNya,
sebagaimana firman Allah tatkala membantah tuduhan kaum kuffar, “Orang-orang
kafir berkata: Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami mem-bacakannya secara tartil.”(Al Furqan : 32).
Diantara alasan mengapa Al Qur’an sebagai sumber utama
untuk mencapai tsabat, karena Al
Qur’an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, diturunkan untuk menentramkan
hati manusia dan sebagai benteng bagi orang mukmin dalam menghadapi hempasan
fitnah. Al Qur’an juga membekali muslim dengan konsepsi serta
nilai yang dijamin kebenarannya, sehingga dia mampu menilai sesuatu dan
menimbang sesuatu secara proposional dan benar.
- ILTIZAM DENGAN SYARI’AT ISLAM
Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kalau mereka
melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa
: 66).
Jelas sekali, tidak mungkin kita mengharapkan orang-orang
yang malas dan tidak melakukan amal shalih dapat memiliki keteguhan iman. Allah
hanya akan menunjukan kepada orang yang beriman dan mengamalkannya, jalan yang
lurus. Oleh karena itu, Rasulullah saw dan para sahabat
senantiasa melakukan amal shalih dan menjaganya secara terus-menerus. Dalam
hal ini Rasulullah saw. Bersabda: “Barangsiapa memelihara shalat dua belas
raka’at (sunnat rawatib), niscaya ia dijamin masuk surga.” (AtTirmidzi
2/273).
- MEMPELAJARI KISAH PARA NABI
Tentang pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah
berfirman, “Dan Kami ceritakan kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami
teguhkan hatimu.” (Hud : 120)
Mari kita renungkan kisah Nabiyullah Ibrahin Alaihis
Salam tatkala dilemparkan kedalam api. Ibnu Abbas berkata:
Ucapan terakhir Ibrahim ketika akan dilemparkan ke dalm api adalah, “Cukuplah
Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung.” (Al
Fath : 29).
Seandainya Anda merenungi firman Allah di atas, tidakkah
Anda merasakan adanya tsabat yang meresap ke dalam jiwa Anda?
Dalam kisah Musa as., Allah berfirman: “Maka setelah kedua golongan itu saling
melihat, berkatalah para pengikut Musa: Sesung-guhnya kita akan benar-benar
tersusul. Muka menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul,
sesungguhnya Rabbku bersamaku, kelak Dia akan memberi petunjuk
kepadaku,”(Asy Syu’ara 61-62).
Bila Anda bayangkan bahwa kisah tersebut terjadi di
hadapan Anda, tidakkah Anda merasakn tsabat
di dalam hati anda?.
- BERDOA
Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah
selalu memohon kepadaNya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis
dalam firman Allah: “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali
Imron : 250).
Agar hati tetap teguh, maka Rasulullah saw. Banyak
memanjatkan doa berikut ini, “Wahai Dzat pembolak-balik hati, teguhkanlah
hatiku pada agamaMu.”(HR.At Tirmidzi).
- BEDZIKIR KEPADA ALLAH
Dzikir kepada Allah adalah amalan yang paling ampuh untuk
mencapai tsabat. Karena
pentingnya dzikir ini, Allah memadukan antara dzikir dengan jihad sebagaimana
dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman , bila kamu memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya.”(Al
Anfal : 45).
Dalam ayat tersebut Allah menjadikan dzikrullah sebagai
amalan yang baik untuk mencapai tsabat
dalam jihad. Nabiyullah Yusuf as. pun memohon bantuan untuk mencapai tsabat
dengan dzikrullah saat dirayu oleh seseorang perempuan cantik yang mempunyai
kedudukan tinggi. Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam mmberikan keteguhan
iman kepada orang-orang beriman.
Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus
berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk
itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita.
- MENEMPUH JALAN LURUS
Allah berfirman: “Dan bahwa (yang
Kami peritahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan
mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya.” (Al
AN’am: 153).
Dan Rasulullah saw. Mensinyalir bahwa umatnya bakal
terpecah-belah menjadi 73 golongan, semua masuk Neraka kecuali hanya satu
golongan yang selamat (HR.Ahmad, hasan).
Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang
mengaku muslim mesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari
datangnya Islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu,
jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yang mesti
kita ikuti dalam praktek keberagaman kita? Berdasarkan banyak keterangan ayat
dan hadits, jalan yang benar dan selamat itu adalah jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan
pemahaman agama yang autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan
keterangan Rasulullah saw. Kepada
para sahabatnya. (HR.Turmudzi).
Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsiran
agama berdasarkan akal manusia yang tingkat kedelaman dan kecerdasannya majemuk
dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para tabi’in dan
para imam shalihin. Paham keagaman inilah yang dalam terminologi (istilah)
Islam selanjutnya dikenal dengan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Atau sebagian
menyebutnya dengan pemahaman para salafus shalih.
Orang yang telah mengikuti paham Ahlis Sunnah wal Jamaah
akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telah
yain akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang berada
di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka
akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke ingkungan bid’ah , dari filsafat ke
ilmu kalam, dari mu’tazilah ke ahli
tahrif, dari ahli ta’wil ke murji’ah,
dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan seterusnya. Di sinilah
pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj (jalan) yang benar sehingga iman
kita akan tetap kuat dalm situasi apapun.
- MENJALANI TARBIYAH
Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap
muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam. Tarbiyah Imaniyah, yaitu
pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja’
(pengharapan) dan mahabbah (kecin-taan) kepada Allah serta untuk menghilangkan
kekeringan hati yang disebabkan oleh jauhnya dari Al Qur’an dan Sunnah. Tarbiyah
Ilmiyah, yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari
taqlid buta yang tercela.
Tarbiyah Wa’iyah, yaitu pendidikan untuk mempelajari
siasat orang-orang jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari
berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.
Tarbiyah Mutadarrijah, yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang
muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan progam dan
perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru dan
asal jalan.
Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para
sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para shabat memiliki iman baja,
bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.
- MEYAKINI JALAN YANG DITEMPUH
Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah
keyakinannya terhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka
baertambah pula tsabat (keteguhan
iman) nya. Adapun di antara usaha yang dapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan
kokoh terhadap jalan hidup yang kita tempuh adalah: Pertama, kita harus yakin
bahwa jalan lurus yang kita tempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqin,
ulama, syuhada dan orang-orang terpilih karena kebenaran yang kita pegang,
sebagaimana firman Allah: “Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas
hamba-hambaNya yang ia pilih.” (QS.An-Naml 59).
Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita
sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid’ah, orang fasik, orang
Islam yang tidak mau berdakwah atau da’i yang sesat? Mudah-mudahan kita berada
dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yang
sesungguhnya.
- BERDAKWAH
Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak.
Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antara medan
pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas
para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah. Maka tidak benar jika
dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan
oleh ketaatan maka dapat dipastikan akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab,
Iman itu bisa bertambah dan berkurang. Jika seorang da’i menghadapi berbagai
tantangan dari ahlul bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapai ia tetap terus
berdakwah maka Allah akan semakn menambah dan mengokohkan keimanannya.
- DEKAT DENGAN ULAMA
Rasulullah saw. Bersabda: “Di antara manusia ada
orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan.” (HR.Ibnu Majah,
no.237, hasan).
Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan
iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan
menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama.
Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahimahullah: “Di hari riddah
(permutadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah
(ujian) dengan Imam Ahmad.”
Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul
Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagai
nasehatnya. Serta-merta kegundahannya pun hilang berganti dengan kelapangan dan
keteguhan iman.
- MEYAKINI PERTOLONGAN ALLAH
Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan
meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak
kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan
seperti ini manusia banyak membutuhkan tsabat
agar tidak berputus asa. Allah berfirman: “Dan berapa banyak nabi yang
berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka
tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak
lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang
yang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan, Ya Rabb Kami, ampunilah
dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami.
Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik
di akhirat.” (QS.Ali Imran 146-148).
- MENGETAHUI HAKIKAT KEBATILAN
Allah berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya
oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri.” (QS.Ali
Imran 196) “Dan demikianlah kami terang-kan ayat-ayat Al Qur’an (supaya jelas
jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang
berbuat jahat (musuh-musuh Islam).” (QS.Al An’am 55) “Dan katakanlah, yang benar telah datang
dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap.” (QS.
Al Isra’ 81).
Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan
hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran
akan menang akan mengukuhkan seeorang untuk tetap teguh berada dalam
keimanan-nya.
- MEMILIKI AKHLAK PENDUKUNG TSABAT.
Akhlak pendukung tsabat
yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi saw., “Tidak ada suatu
pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas
daripada kesabaran.” (HR.Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki maka
mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar
termasuk senjata utama mencapi tsabat.
- NASEHAT ORANG SHALIH
Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi
keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan
hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat
orang-orang shalih saat mengalami berbagi ujian, saat diberi jabatan, saat
diberi rezki yang banyak dan lain-lain. Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad
pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi ujan berat oleh
intimidasi penguasa yang tirani. Bagaimana pula hanya dengan kita.
- MERENUNGI NIKMATNYA SURGA
Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan,
kegembiraan dan suka-cita. Kesanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin. Orang
yang meyakini adanya pahala dan surga nisaya akan mudah menghadapi berbagai
kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabat
dalam keteguhan dan kekuatan imannya.
Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah saw.
Sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir,
istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musyirikin beliu
mengatakan: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah
surga.” (HR.Al Hakim).
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan