, , , , ,

Penelitian Media

Fraenkel (1993:7) mendefenisikan penelitian sebagai “any sort of careful, systematic, patient study and investigation in some field of knowledge, undertaken to discover os establish facts and principle.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam melakukan penelitian terdapat tiga bidang yang harus dikuasai, yakni:

a.     Hakekat penelitian dan pengetahuan (nature of research and knowledge). Merupakan keterkaitan dari aspek-aspek (1) hakekat pengetahuan sebagai objek formal; (2) matarantai alasan yang memperlihatkan organisasi dan paradigm; (3) hubungan; (4) kriteria penelitian yang memperlihatkan validitas internal dan eksternal; (5) kriteria untuk mengoptimalkan dan keterbatasan/kendala.

b.   Metode-metode penelitian (methods of research). Penggunaan salah satu dari berbagai variasi bergantung pada poin 1, 2, 3, 4, dan 5. metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi (1) Basic Methods (kualitativ, survey, eksperimental), dan (2) Derivate Methods (sejarah, evaluasi, metode-metode lain).

c.  Ketrampilan-ketrampian dan alat-alat penelitian (skills and tools of research). Ketrampilan-ketrampilan dan alat penelitian terdiri atasmenemukan masalah, kajian literature, sampel, analisis konseptual, statistic dan pengukuran, digunakan sesuai dengan metode penelitian. Artinya alat-alat tersebut bergantung kepada penggunaan/pendekatan metode.

Didasarkan atas metoda yang digunakan dalam penelitian, maka model penelitian dapat dikelompokkan menjadi 3 model penelitian, yakni penelitian deskriptif, penelitian sejarah, dan penelitian eksperimental. Sedangkan penelitian media termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif yang mempunyai karakteristik (1) peneliti memotret peristiwa yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya, (2) permasalahan penelitian adalah permasalahan yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan sehingga manfaat temuan berlaku pada saat itu, (3) penelitian deskriptif tidak selalu menuntut adanya hipotesis, tidak memperlakukan manipulasi variable, (4) variable yang diteliti bias tunggal, bias lebih dari satu, bahkan bias mendeskripsikan hubungan antar variable

Kemudian, penelitian deskriptif mempunyai berbagai macam ragam didalamnya, yang salah satunya adalah studi kasus, yakni ragam penelitian yang mengkaji suatu hal secara mendalam dengan konsekuensi lingkup wilayah tidak luas (terbatas). Untuk jenis penelitian media, merupakan bagian dari ragam penelitian studi kasus yang identiknya mempunyai cakupan yang tidak luas atau terbatas. Sedangkan media itu sendiri adalah alat perantara dalam menyampaikan sebuah informasi, sehingga diperlukan adanya pemaknaan dari isi yang dibawakan oleh media sebagai alatnya dengan menganalisis isi pada media.

I.   Menurut Barelson dalam Eriyanto (2011:15), Analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak (manifest). Sedangkan menurut Weber, analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks. Dilihat dari:

A.    Ontologi maka analisis isi meneliti tentang simbol-simbol komunikasi dalam hal ini dapat berupa teks. Analisis isi hanya melihat isi tampak (manifest) Ada beberapa tujuan analisis isi (Bulaeng, 2004:171): 1. Menggambarkan isi komunikasi 2. Menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan 3. Membandingkan isi media dengan “dunia nyata” 4. Melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat e. Menciptakan titik awal terhadap studi efek media. Dilihat dari

B.     Epistemologis. nya analisis isi mengupas suatu teks dengan objektif dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi apa adanya, tanpa adanya campur tangan dari peneliti. Penelitian menghilangkan bias, keberpihakan, atau kecendrungan tertentu dari peneliti. Hasil dari analisis isi adalah benar-benar mencerminkan isi dari suatu teks dan bukan akibat dari subjektifitas (keinginan, bias, atau kecendrungan tertentu) dari peneliti. Untuk mendapatkan hasil yang objektif ada dua aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu validitas dan reliabilitas. 1. Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. 2. Sementara reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang yang berbeda dan waktu yang berbeda.

C.      Aksiologis. dapat dilihat bahwa dalam proses analisis secara moral peneliti akan berusaha untuk keluar dari subjektifitasnya demi mendapatkan hasil yang objektif. Peneliti berusaha untuk tidak menempatkan interpretasinya dalam melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini secara keilmuan teori dianggap bebas dari nilai.

 

 

II.     Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi (Krippendorff, 1991:34-37):

A.  Analisis Isi Pragmatis; Di mana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka tehadap suatu produk.

B.   Analisis Isi Semantik; Dilakukan untuk mengklasifikasikan tanda menurut maknanya. Terbagi dalam tiga jenis yaitu:

1.      Analisis penunjukan. Menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dirujuk.

2.  Analisis Penyifatan; Menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi tertentu dirujuk.

3. Analisis pernyataan; Menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus.

C.     Analisis Sarana Tanda; Dilakukan untuk mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul. Secara teknik Analisis isi mencakup upaya-upaya: klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi

 

III.            Tahap dalam melakukan analisis isi (Bulaeng, 2004: 172) sebagai berikut:

1.      Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis

2.      Mendefenisikan populasi yang diteliti

3.      Memilih sampel yang sesuai dari populasi

4.      Memilih dan menetukan unit analisis

5.      Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis

6.      Membuat sistem hitungan

7.      Melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan

8.      Mengkode isi menurut defdenisi yang telah ditentukan

9.      Menganalsis data yang sudah dikumpulkan

10.  Menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi.

Atau bisa juga melalui prosedur yang spesifik, yang agak berbeda dengan metode penelitian yang lain. Beberapa prosedur analisis isi yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:

1.      Perumusan Masalah: Analisis isi dimulai dengan rumusan masalah penelitian yang spesifik

2.  Pemilihan Media (Sumber Data): peneliti harus menentukan sumber data yang relevan dengan masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap perpustakaan dan berbagai media massa seringkali akan membantu penentuan sumber data yang relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah media yang diteliti (sample), bila jumlahnya berlebihan, juga penting untuk ditentukan.

3.    Definisi Operasional: definisi operasional ini berkaitan dengan unit analisis. Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topik atau masalah riset yang telah ditentukan sebelumnya.

4.  Pelatihan Penyusunan Kode dan Mengecek Reliabilitas: kode dilakukan untuk mengenali ciri-ciri utama kategori. Idealnya, dua atau lebih coder sebaiknya meneliti secara terpisah dan reliabilitasnya dicek dengan cara membandingkan satu demi satu kategori.

5.   Analisis Data dan Penyusunan Laporan: data kuantitatif yang diperoleh dengan analisis isi dapat dianalisis dengan teknik statistik yang baku. Penulisan laporan dapat menggunakan format akademis yang cenderung baku dan menggunakan prosedur yang ketat atau dengan teknik pelaporan populer versi media massa atau buku. Data dianalisis juga dalam bentuk Coding Sheets.

IV.            Kelebihan analisis isi:

1.  Tidak dipakainya manusia sebagai objek penelitian sehingga analisis isi biasanya bersifat non-reaktif karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi kuesioner ataupun yang diminta datang ke laboratorium.

2.   Biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan metode penelitian yang lain dan sumber data mudah diperoleh (misal di perpustakaan umum).

3.    Analisis isi dapat digunakan ketika penelitian survey tidak dapat dilakukan.

 

V.            Kekurangan analisis isi:

1. Kesulitan menentukan sumber data yang memuat pesan-pesan yang relevan dengan permasalahan penelitian.

2.    Analisis isi tidak dapat dipakai untuk menguji hubungan antar variabel, tidak dapat melihat sebab akibat hanya dapat menerima kecenderungan (harus dikombinasikan dengan metode penelitian lain jika ingin menunjukkan hubungan sebab akibat).

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan